KYAI KAMPUNG, ISLAMISME, DAN KETAHANAN BUDAYA LOKAL (Pandangan Kyai Abdullah Faishol tentang Ketahanan Budaya dan Visi NU Sukoharjo)
Abstract
The presence of ideological Islamist groups in the public space of Sukoharjo ideologically threatens the existence of NU, mainstreams’ Islamic group. Kyai Abdullah Faishol is one of a religious leader in NU (kyai NU), an organic religious leader (organic kyai), who raise the structure and culture of NU to fight the movement of the Islamic group. Culture is chosen by Kyai Faishol because it has a life force that is always united and practiced in daily life by the community. Religious leaders such as Kyai Abdullah Faishol become the last cultural basis in defending amaliyah and other local wisdom from the aggression of Islamist groups. Through cultural media such as syi’iran, kyai Faishol retained the local culture of Walisongo heritage. Besides the syi’ir, Kyai Faishol also forms a cultural knot and initiates the religious cultural institutions such as yasinan assembly, assembly of dzikr and sholawat “Hubbun Nabi” for the transformation of the moderate tolerant pattern of religiosity.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abdullah, M. Amin, 2011. Studi Agama: Normativitas dan Historisitas, cet. V. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azra, Azyumardi, 2007.”Pesantren, Pluralisme, dan Syariat Islam,” dalam Badrus Sholeh (ed.), Budaya damai Komunitas Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Baehaqi, Imam, 2000. ”Membuka ’Ruang Pengap’ Ideologi Aswaja, Mungkinkah?,” dalam Pengantar ed., Kontroversi Aswaja: Aula Perdebatan dan Reinterpretasi. Yogyakarta: LKiS.
Bruinessen, Martin van, 1994. NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru (Yogyakarta: LKiS, 1994).
----------------------------, 2004. ”NU: Jamaah Konservatif yang Melahirkan Gerakan Progresif” kata pengantar dalam Laode Ida, NU Muda: Kaum Progresif dan Sekularisme Baru. Jakarta: Erlangga.
Dhofier, Zamakhsyari, 2001. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Faishol, Abdullah, 2011. Makalah disampaikan pada Seminar tentang Peran PTAI dalam Membentengi Pengarush Gerakan NII demi Membenteng NKRI, pada tanggal 23 Juli 2011 di STAIN Surakarta.
Hefner, Robert W. 2000. Robert W. Hefner, Civil Islam. Muslim and Democratization in Indonesia, Princenton and Oxford: Princenton University Press.
Ida, Laode, 2004. NU Muda: Kaum Progresif dan Sekularisme Baru. Jakarta: Erlangga.
Institute, SETARA, 2010. Wajah Para ”Pembela” Islam: Radikalisme Agama dan Implikasinya terhadap Kebebasan Beragama/Berkeyakinan. Jakarta: Setara Institute.
Jamhuri, Sa’id, 1999. Kepemimpinan Nahdlatul Ulama. Studi Kasus Abdurrahman Wahid. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Disertasi tidak diterbitkan.
Mibtadin, 2017. Gerakan Sosial Masyarakat Sipil. Studi Gerakan Sosial LKiS, Fahmina, dan The Wahid Institute. Yogyakarta, UIN Suka, Disertasi tidak diterbitkan.
Prabowo, Dhanu Priyo, dkk, 2003. Pengaruh Islam dalam Karya-Karya Ronggowarsito. Yogyakarta: Narasi.
Qodir, Zuly, 2003. ”Kekerasan dan Problem Dialog” dalam Jurnal Millah, Vol. II, No. 2, Januari.
Qomar, Mujamil, 2002. NU Liberal. Dari Tradisionalisme Ahlusunnah wal Jamaah ke Universalisme Islam. Bandung: Mizan.
Rumadi, 2008. Post-Tradisionalisme Islam. Wacana Intelektualisme dalam Komunitas NU. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Disertasi tidak diterbitkan.
Siddiq, KH. Achmad, 1999. ”Pemulihan Khittah Nahdlatul Ulama 1926,” dalam Munawar Fuad Noeh dan Mastuki HS (ed), Menghidupkan Ruh Pemikiran KH Acmad Siddiq (Jakarta: Logos, 1999).
Snow, David A. dan Benford, Robert D., 1998. David A. Snow dan Robert D. Beford, ”Ideology, Frame Resonance, and Participation Mobilization,” International social Movement Research I.
Spradley, James P., 1997. Metode Penelitian Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet, 2007. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif; Tata Langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahid, Abdurrahman, (ed.,), 2009. Ilusi Negara Islam, Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia. Jakarta: Gerakan Bineka Tunggal Ika.
----------------------------, 1989. “Kata Pengantar” dalam Einar Martahan Sitompul, Nahdlatul Ulama dan Pancasila (Jakarta: Sinar Harapan, 1989).
----------------------------, 1999. Tuhan Tidak Perlu Dibela, Muh Shaleh Isre (ed),.Yogyakarta: LKiS.
Zada, Khamami (ed.), 2002. Neraca Gus Dur di Panggung Kekuasaan. Jakarta: Lakpesdam PBNU.
DOI: https://doi.org/10.18784/smart.v4i2.653
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Zainal Habib

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.