Motif, Konstruksi, dan Keadilan Semu dalam Praktik Poligami Kiai Pesantren di Madura

Shofiyullah Muzzammil, Mohammad Affan, Muhammad Alwi HS, Masturiyah Masturiyah

Abstract


The phenomenon of polygamy by the kiai of the Pesantren in Madura is rooted in the religious teachings that are intertwined with the legitimacy of the patriarchal socio-cultural structure. The research aims to reveal the motives, construction, and apparent justice in polygamy practices still widely practiced by people in Madura, especially by kiai as central figures in Pesantren. This research includes field research by conducting interviews and observations in two Pesantrens in Madura led by kiai, who practice polygamy. By using the descriptive-analytical method, this article discovers some of the kiai's polygamy motives, among others, as an outlet for the tradition of matchmaking in his family environment, the desire to have many children, especially sons, and to minimize the concentration of conflict between the first and second wives by presenting a next wife. The practice of polygamy by kiai is framed in religious discourse and the socio-cultural structure of the Madurese community through the pesantren habitus, which forms the construction of polygamy as something ordinary, even noble. The polygamy discourse is formed through the standardization of gender roles through the rules of the pesantren and the teaching of the kitab kuning. In preventing the fulfillment of the requirements of justice in polygamy, kiai make a pre-marriage contract with the prospective wife to avoid justice demand. In this construction, women are always conditioned to be accepting and obedient. Thus, religious discourse co-opted injustice with the promise of heaven for every polygamous woman so that the kiai's polygamous family household could survive but in an atmosphere of false justice.

Keywords


Polygamy; Motive; Social construction; Kiai; Pesantren

Full Text:

PDF

References


A. Latif Wiyata. (2002). Corak Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura. LKiS.

Abd Moqsith. (2015). Tafsir atas Poligami dalam Al-Qur’an. Karsa, 23(1).

Abdul Halim Soebahar. (2004). Poligami, Pintu Daruratkah? PSKK UGM.

Ahmad Khotim. (2019). Adil dalam Poligami menurut Kyai di Jombang Perspektif M. Quraish Shihab. At-Tahdzib: Jurnal Studi Islam Dan Muamalah, 7(2).

Ali Yasmanto. (2015). Konsep Adil dalam Poligami (Studi Komparasi antara Pemikiran Fazlur Rahman dan M. Quraish Shihab). UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Arifah, A. N. (2016). Poligami Kiai: Praktek Poligami Kiai di Kota Jember dalam Pandangan Khi dan Gender. Yudisia, 7(1).

Asghar Ali Engineer. (1993). Matinya Perempuan. IRCiSoD.

Bhasin, K. (1996). Menggugat Patriarki. Yayasan Bentang Budaya.

Bustaman Usman. (2017). Poligami Menurut Perspektif Fiqh (Studi Kasus di Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh). Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam, 1(1).

Edi Darmawijaya. (2015). Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif (Tinjauan Hukum Keluarga Turki, Tunisia dan Indonesia). Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies, 1(1).

Erwanda Safitri. (2016). Pemahaman Hadis tentang Poligami (Sebuah Kajian Teologis terhadap Hadis-hadis Sosial tentang Poligami). Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, 17(2).

Faisal Ismail. (1999). Paradigma Pendidikan Islam: Analisis Historis, Kebijakan, dan Keilmuan. Remaja Rosda Karya.

Faizin Ainun Nadjib. (n.d.). Wawancara.

Fatimah Mernisi. (2004). Perempuan-Perempuan Haremku. Qanita.

Forum Kajian Kitab Kuning (FK3). (2001). Kembang Setaman Perkawinan: Analisis Kritis Kitab ’Uqud al-Lujjayn. Penerbit Buku Kompas.

Forum Kajian Kitab Kuning (FK3). (2002). “Kata Pengantar” dalam Kembang Setaman Perkawinan: Analisis Kritis Kitab ’Uqud al-Lujjayn. Penerbit Buku Kompas.

Hamdan. (2020). Pesantren dan Misi Perdamaian: Telaah Reposisi Pesantren pada Abad 21. In Muhammad Sofi Mubarok dkk (Ed.), Prosiding Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019 “Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi, dan Perdamaian Global. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI.

HS, M. A. (2019). Pesantren dan Fenomena Islam Nusantara: Upaya Beragama Yang Moderat. In Muhammad Yahya dkk (Ed.), Prosiding Muktamar Pemikiran Islam Nusantara 2018: Islam, Kearifan Lokal dan Tantangan Kontemporer. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.

Hussein Muhammad. (2011). Ijtihad Kyai Hussein: Upaya Membangun Keadilan Gender. Rahima.

Ismail, N. (2002). Perempuan dalam Pasungan. LKiS.

Kiai UAH. (n.d.). Wawancara.

Kuntowijoyo. (2002). Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940. Matabangsa.

M. Ichsan. (2018). Poligami dalam Perspektif Hukum Islam (Kajian Tafsir Muqaranah). Jurnal Ilmiah Syari’ah, 17(2).

Manfred Ziemek. (1986). Pesantren dalam Perubahan Sosial. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).

Masthuriyah Sa’dan. (2015). Poligami atas Nama Agama: Studi Kasus Kiai Madura. Esensia, 16, 1.

Moh Soehadha. (2012). Metodologi Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama. SUKA Press.

Muhammad Nizar. (2008). Variasi Alasan Suami Mengajukan Izin Poligami (Studi Putusan di PA Sleman Tahun 2007). UIN Sunan Kalijaga.

Mulia, S. M. (2006). Muslimah Reformis. Mizan.

Musfir Al-Jahrani. (1996). Poligami dari Berbagai Persepesi. Gema Insani.

Nawal El-Saadawi. (2003). Wajah Telanjang Perempuan. Pustaka Pelajar.

Nyai AS. (n.d.). Wawancara.

Nyai FZ. (n.d.). Wawancara.

Pierre Bourdieu. (1977). The Logic of Practice. Standford University Press.

Pierre Bourdieu. (2001). Masculine Domination. Standford University Press.

Rijal Imanullah. (2016). Poligami dalam Hukum Islam Indonesia (Analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama No. 915/Pdt.G/2014/PA.BPP tentang Izin Poligami). Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam, XV(1).

Siany Indria Liestyasari. (2007). Realitas Poligini (Studi Kasus Pada Pesantren Barokah, Desa Cabean, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Siti Asiyah, dkk. (2019). Konsep Poligami dalam Al-Qur’an: Studi Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 4(1).

Siti Ropiah. (2018). Studi Kritis Poligami dalam Islam (Analisis terhadap Alasan Pro dan Kontra Poligami). Al-Afkar: Journal for Islamic Studies, 1(1).

Sufyan Raji Abdullah. (2015). Poligami dan Eksistensinya. Pustaka Alriyadl.

Sumanto. (1996). Tradisi Selir Jawa: Terkikis dalam Pusaran Zaman. Ummat, 24(3).

Ustaz BU. (n.d.). Wawancara.

Ustaz FJ. (n.d.). Wawancara.

Zamakhsyari Dhofier. (1982). Tradisi Pesantren. Sinar Harapan.




DOI: https://doi.org/10.18784/smart.v7i01.1207
Abstract - 420 PDF - 335

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Muhammad Alwi HS, Shofiyullah MZ

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.